Pada saat musim penghujan
terkadang beberapa daerah tidak memiliki sistem peringatan atau warning sehingga apabila debit/tinggi
permukaan air meninggi akan menyebabkan malapetaka yang tidak diduga-duga bagi
masyarakat sekitar yang beredekatan dengan aliran sungai salah satunya bencana banjir.
Hal ini mendorong saya untuk membuat “prakarya”
pendektesi banjir atau kenaikan muka air dari bahan-bahan bekas yang ada saat
itu. Ide desain ditunjukkan sebagai berikut:
1.
Siapkan
alat dan bahan-bahan yang dibutuhkan seperti gunting, kayu bekas, alarm sepedah
bekas, kabel bekas, gergaji, papan triplek dan busa atau sterofom.
2. Buatlah
susuan kayu membentuk huruf “H” dengan bagian atasnya diberikan triplek dengan
ukuran yang tertera pada Gambar 1. Ukuran dalam gambar tidak menjadi patokan
utama namun ukuran dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing pembuat
desain prototipe Sistem Pendeteksi Banjir
ini.
![]() |
Gambar 1. Ilustrasi penampakan bagian depan (a) dan samping
(b) racang bangun Sistem Pedektesi
Banjir
|
3.
Mekanisme
yang terjadi cukup sederhana yakni mempertemukan lempengan kuningan pada kayu
yang menyambung pada pelampung mengenai lempeng kuningan yang berada di bawah
triplek. Saat keduanya saling kontak maka sirine atau bel sepedah akan menyala
yang mengindikasikan ketinggian air mencapai ketinggian maksimum.
![]() |
Gambar 2. Ilustrasi muka air saat
normal (a) dan kenaikan melampui batas maksimum (b)
|
4.
Kenaikan
muka air dapat diatur sedemikian rupa dengan mengubah ketinggian pelampung atau
sterofom dan kayu penyangga.
![]() |
Gambar 3. Ilustrasi kontak 2 lempeng kuningan dan pelampung (penyangga |
No comments:
Post a Comment
Perhatian bagi para pembaca blog ini! Tanggapan, pertanyaan atau kebutuhan lainnya, silahkan bisa kirimkan pesan ke alamat email febiyanto1453@gmail.com, terimakasih.