Pintar-Pintarlah Memasukkan Gajah kedalam Lubang Semut: Ulasan Buku JACK MA Manusia Triliun Yuan

review buku, Jack Ma, triliuner, Asia, Gisa Naraya,

Buku yang mengisahkan tentang manusia triliuner se-Asia ini ditulis oleh Gisa Naraya. Berjumlah sekitar 202 lembar halaman, pembaca dapat membeli buku ini dengan harga kurang lebih Rp 30.000 hingga 40.000. Buku ini diterbitkan oleh Genesis Learning tahun 2017.

Buku karya Gisa Naraya ini dibagi kedalam 4 bab utama yang didalamnya berisikan kurang lebih 41 subbab dimana menjadi tulisan yang memiliki daya tarik tersendiri bagi setiap pembacanya karena dirangkai dengan bahasa yang mudah dicerna ditambah kutipan tokoh triliuner ini di setiap subbab menjadi salah satu spirit of quote yang menjadi candu bagi pembaca untuk terus mendalami kisah Jack Ma dalam buku penulis. Selain itu, buku ini pun tak ketinggalan disuguhi dengan gambar yang menampilkan aktivitas kegiatan Jack Ma sehingga menambah suasana nyaman untuk berlama-lama membaca buku ini.

Mendengar nama Jack Ma disebutkan hampir tak ada satu pun orang yang tidak kenal dengn sosok tokoh dari Tiongkok ini? Iya, sang triliuner ini menjadi salah satu perbincangan hangat beberapa waktu lalu karena menjadi salah satu orang terkaya di Asia bahkan masuk kedalam jajaran orang-orang terkaya di dunia. Tercatat pada November 2012, volume transaksi bisnis yang dipimpinnya Alibaba mencapai lebih dari 1 triliun yuan, dan saat itu Jack Ma dikenal sebagai “Trilion Hou” atau “Manusia Triliun Yuan”. Hal ini menjadi magnet bagi penulis Gisa Naraya sendiri untuk mengangkat kisah JACK MA Manusia Triliun Yuan sebagai karyanya.

Sekilas mengupas kehidupan Ma Yun kecil alias Jak Ma sapaan akrabnya. Jack Ma  lahir di Tiongkok pada 10 September 1964 di tengah-tengah kehidupan orang tua Jack Ma yang berprofesi sebagai pingtan performer atau penyanyi opera dalam acara musik bernarasi di Tiongkok. Sapa yang menduga, masa-masa kecilnya dikelilingi dengan kemiskinan, sedang Jack Ma sendiri adalah anak yang suka berkelahi ditambah prestasinya yang dapat dikatakan kurang cemerlang khususnya di bidang matematika. Penulis Gisa Naraya dalam bukunya, bahwa Ma kecil pernah tidak lulus ujian sekolah dasar hingga dua kali dan saat masuk sekolah lanjutan  pun dia gagal tiga kali. Setelah lulus sekolah, Jack Ma masih tetap merasakan pahitnya penolakan saat jenjang masuk kuliah sebelum diterima menjadi mahasiswa di Hangzhou Normal University. Tak berakhir samapi disini, setelah lulus kuliah kegetirannya ini pun berlanjut dimana Jack Ma adalah satu-satunya pelamar yang ditolak dari 24 orang pelamar yang mendaftar sebagai karyawan KFC saat pertama kali mendirikan cabangnya di Tiongkok.

Banyak hal yang menarik jika kita melihat sosok Jack Ma sebagai seorang yang sukses dalam bisnis marketing. Tak heran jika bisnis yang dia rintis Alibaba memiliki kibasan sayap menjangkau hingga keluar Tiongkok. Namun, saya kali ini akan memaparkan salah satu kisah yang menginspirasi sesuai dengan judul yang saya berikan dalam ulasan buku kali ini. Iya, pintar-pintarlah memasukkan gajah kedalam lubang semut. Sepintas pernyataan ini diluar nalar akal dan logika. Kenyataannya memang ini adalah sebuah pernyataan pengandaian yang saya kaitkan dengan kehidupan Jack Ma yang dipaparkan di luar kebiasaan kebanyakan orang. Kerja keras dan tidak mudah putus asa adalah salah satunya. Kisahnya mirip dengan pendiri facebook, Mark, Jack Ma pun sebagai pendiri Alibaba pernah ditolak bahkan dicemooh oleh kawan-kawannya saat menyampaikan gagasan Alibaba pertama kali kepada ke-24 orang temannya dan hanya 1 orang yang mendukung ide gilanya. Nekatnya lagi, Jack Ma tetap menjalankan ide bisnis Alibaba dan tidak menghiraukan ke-23 temannya. Begitu pula ketika Ma mampu menjadikan bisnis yang dia pimpin menjadi nomor 1 di Tiongkok dan mengalahkan pesaing-pesaing bisnisnya yang sudah lama mengakar di masyarakat Tiongkok salah satunya Amazon. Dengan nilai Initial Public Offering (IPO) sekitar US$ 25 miliar, Alibaba diperkirakan  memiliki kapitalisasi  pasar sekitar US$165 miliar yang mampu melampui kapitalisasi Amazon [1]. Kerja keraslah juga yang membuat Ma menuai kesuksesan hingga menjadi orang terkaya di Asia, begitu pula kerja keras juga yang mampu menjadikan Alibaba bisnis yang dirintis Ma melebarkan sayapnya ke luar Tiongkok dan mengakuisisi beberapa perusahaan, tak ketinggalan perusahaan di Indonesia.

Di akhir ulasan ini saya mengutip tulisan penulis Gisa Naraya dalam Words of Jack Ma di salah satu babnya [2], “Jika Tiongkok mampu melakukannya, mengapa negara lain tidak? Jika Tiongkok sukses, mengapa tak sukses juga di negara lainnya?” kerja keras dan semangat yang tak pernah pudar dari sosok Jack Ma menginspirasi kita untuk tidak menjadikan kesulitan yang ada menjadi hambatan untuk bermimpi dan berprestasi. Lihatlah sosok yang dulu penuh dengan penolakan dan ketertinggalan di masa kecilnya, sekarang berubah menjadi raksasa dari Tiongkok, ya Ma Yun alias Jack Ma dengan Alibaba-nya.

Daftar Pustaka
1.     G. Naraya, 2017, Jack Ma Manusia Triliun Yuan, Genesis Learning, hal. 107.
2.     Idem, hal. 155.

No comments

Powered by Blogger.