Mengenal Material Fotokatalis dan Proses Fotokatalisis

fotokatalis, kimia, fotokimia dan katalisis, fotokatalis oksida, selenida, heterojunction, chemistry, mahasiswa kimia dan fisika, semikonduktor Ag3PO4 dan TiO2, komposit, febiyanto, Unsoed, mekansime degradasi fotokatalis,

Material fotokatalis atau semikonduktor merupakan salah satu material yang memanfaatkan proses fotokatalisis yakni suatu proses kombinasi anatara fotokimia dan katalisis. Hal ini merupakan proses transformasi kimiawi yang melibatkan bantuan foton atau sinar sebagai pemicu dan pemercepat berlangsungnya proses transformasi tersebut. Proses ini memiliki kemiripan dengan proses yang terjadi pada tumbuhan yakni mekanisme fotosintesis [1]. Material fotokatalis cukup beraneka macamnya seperti (1) fotokatalis oksida TiO2, ZnO, FeO3 dan V2O5; (2) jenis sulfida seperti FeS, ZnS, MoS2, CdS dan PbS; (3) jenis selenida seperti CdSe; (4) semikonduktor duo system yang menggunakan TiO2 dengan CdS, SnO2, ZnO atau CdSe [1] hingga fotokatalis baru-baru ini yang telah diteliti yakni jenis fosfat Ag3PO4 [2-3] dan SrSn(OH)6 [4].

Umumnya proses yang terjadi pada material fotokatalis dimanfaatkan pada berbagai bidang kehidupan diantaranya anti kabur, penghilang bau, material self-cleaning pemurnian dan penjernihan air, antibakteri, anti tumor atau kanker bahkan digunakan sebagai pembangkin tenaga listrik [5], degradasi berbagai polutan cair seperti pewarna Rhodamin B [6-7], metilen biru dan orange [8-10], degradasi bisfenol [11], penurunan polutan gas di udara seperti HC, NO2, SO2 [12], CO2 [13], deaktivasi mikroorganisme seperti E.coli, S.aerus dan E.faecalis [14-17] serta beberapa jenis jamur seperti C.albicans dan A.niger [14].
fotokatalis, kimia, fotokimia dan katalisis, fotokatalis oksida, selenida, heterojunction, chemistry, mahasiswa kimia dan fisika, semikonduktor Ag3PO4 dan TiO2, komposit, febiyanto, Unsoed, mekansime degradasi fotokatalis,
Gambar 1. Ilustrasi semikonduktor atau material fotokatalis
Mekanisme fotokatalisis secara sederhana diilustrasikan pada Gambar 1 sesuai dengan beberapa skema mekanisme yang sudah ada sebelumnya [18]. Semikonduktor bertipe-n (electron donation) apabila dikenai sinar atau foton (1) sesuai atau melebihi energi celah pita material fotokatalis (5), maka elektron akan tereksitasi (4) dari keadaan dasar (2) atau gorund state (valence band/pita valensi) ke tingkatan energi yang lebih tinggi (3) atau excited state (conduction band/pita konduksi) menghasilkan hole (h+) [19-20]. Dalam tahap ini energi celah pita atau band gap energy menunjukkan panjang gelombang dari sinar yang efektif terserap pada material fotokatalis. Setelah elektron dan hole terpisah, sebagian besar elektron dan hole ini akan berinteraksi kembali di permukaan atau bulk partikel atau yang disebut dengan efek rekombinasi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Masing-masing baik elektron atau hole akan mengalami proses reduksi (7) dan oksidasi (6) ke substrat.

Mekanisme reduksi dan oksidasi (redox mechanism) melalui terbentuknya hole dan elektron dimanfaatkan dalam proses degradasi substrat yang bersinggungan dengan permukaan fotokatalis. Baik elektron atau hole mampu menghasilkan ion reaktif yang dapat dimanfaatkan dalam proses dekativasi dan penguraian kontaminan atau mikroorganisme merugikan. Elektron dalam hal ini akan berinteraksi dengan udara atau oksigen (O2) menghasilkan radikal superoksida (•O2-), sedangkan hole  dapat berinteraksi dengan molekul air (H2O) memebentuk radikal aktif hidroksil (OH) dan H2O+ [1]. Radikal-radikal ini akan terus dapat dihasilkan selama material fotokatalis diinduksi oleh sinar atau foton dan akan mmenguraikan senyawa organik menjadi molekul-molekul kecil seperti CO2, H2O dan asam mineral.
fotokatalis, kimia, fotokimia dan katalisis, fotokatalis oksida, selenida, heterojunction, chemistry, mahasiswa kimia dan fisika, semikonduktor Ag3PO4 dan TiO2, komposit, febiyanto, Unsoed, mekansime degradasi fotokatalis,
Gambar 2. Ilustrasi elektron terksitasi (a) dan rekombinasi (b)
Proses pembetukan radikal aktif oleh material fotokatalis secara umum dapat ditunjukkan oleh persamaan reaksi berikut [21]:

fotokatalis + hv  →  h+ + e-                                                                         
h+ + H2O •OH + H+                                                                                       
h+ + OH- •OH                                                                                                             
h+ + polutan (polutan)+                                                                         
e- + O2 •O2-                                                                                                
•O2- + H+ •OOH                                                                                        
2•OOH O2 + H2O2                                                                                                                               
H2O2 + •O2- •OH + OH- + O2                                                                                                  
H2O2 + hv 2•OH                                                                                        
polutan + (•OH, h+, •OOH atau O2) produk degradasi
             
Daftar Pustaka
1.       Balittro, R., 2012, Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, 18(1), pp. 15-20.
2.       Sulaeman, U., I.R. Nisa, A. Riapanitra, P. Iswanto, S. Yin, dan T. Sato, 2014, Advanced Materials Research, 896, pp. 141-144.
3.       Febiyanto, I.V. Elinai, U. Sulaeman, A. Riapanitra, 2016, AIP Conference Proceeding 1725 (1): 020021
4.       Luo, Y., J. Chen, J. Liu, Y. Shao, X. Li dan Danzhen L., 2015, Applied Catalysis B: Environmental, 182: 533-540.
5.       Dony, N., H. Azis dan Syukri, 2013,, Media Sains, 5(1), pp. 66-74.
6.       Ge, M., 2014, Chinese Journal of Catalys, 35, pp.  1410-1417.
7.       Yan, Y., H. Guan, S. Liu dan R. Jiang., 2014, Cermaic International, 40, pp. 9095-9100.
8.       Dong, P., Y.Yin, N. Xu, R. Guan, G. Hou, dan Y. Wang, 2014, Material Research Bulletin, 60, pp. 682-689.
9.       Wang, B., L. Wang, Z. Hao dan Y. Luo, 2015, Catalysis Communications, 58, pp. 117-121.
10.   Yan, X., Q. Gao, J. Qin, X. Yang, Y. Li dan H. Tang, 2013, Ceramic International, 39, pp. 9715-9720.
11.   Katsumata, H., M. Taniguchi, S. Kaneco, dan T. Suzuki, 2013, Catalysis Communications, 34, pp. 30-34.
12.   Agusta, D., 2012, Uji Adsorpsi Gas CO Pada Asap Kebakaran dengan Menggunakan Karbon Aktif dari Arang Tempurung Kelapa yang Terimpegnasi TiO2, Skripsi, Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
13.   Basuki, K.T., 2007, JFN, 1, pp. 45-64.
14.   Mitoraj, D., A. Janczyk, M. Strus, H. Kisch, G. Stochel, P.T. Heczko dan W. Macyk, 2007, Photochemical & Photobiological Sciences, 6, pp. 642-648.
15.   Hayden, S.C., N.K. Allam dan M.A. El Sayed, 2010, J.Am.Chem.Soc, 132, pp. 14406-14408.  
16.   Hu, C., J. Guo, J. Qu, dan X. Hu, 2007, Langmuir, 23, pp. 4982-4987.
17.   Benabbou, A.K., Z. Derriche, C. Felix, P. Lejeune dan G. Guillard, 2007, Applied Catalysis B: Environmental, 76, pp. 257-263.
18.   Arutanti, O., M. Abdullah, Khairurrijal dan H. Mahfudz, 2009, Jurnal Nanosains & Nanoteknologi, pp. 53-55.
19.   Chen, X., S. Shen, L. Guo dan S.S. Mao, 2010, Chem.Rev, 110, pp. 6503-6570.
20.   Syam, B., dan H. Widyandari, 2014, Youngster Physic Journal, 2(1), pp.15-24.
21.   Dong, S., J. Feng, M.Fan, Y. Pi, L. Hu, M. Liu, J. Sun dan J. Sun, 2015,  RSC Adv., pp. 1-75.

No comments

Powered by Blogger.