UV-Vis Diffuse Reflectance Spectrocopy (UV-Vis DRS)
Salah satu material semikonduktor seperti fotokatalis memiliki karakteristik energi celah pita atau band gap energy yang khas. Mudahnya, energi celah pita adalah suatu celah yang menyatakan besarnya jarak diantara pita valensi (VB; Valence Band) dengan pita konduksinya (CB; Conduction Band) sebanding dengan energi (dalam eV atau elektron volt) yang dibutuhkan untuk elektron tereksitasi dari pita valensi ke pita konduksi. Tentunya energi yang dibutuhkan dapat sebanding atau lebih dari besar celah pitanya. Energi celah pita ini dapat diilustrasikan pada Gambar 1.
Gambar 1.
Ilustrasi CV dan VB pada material semikonduktor
|
Lebar celah pita energi
semikonduktor menentukan sejumlah sifat fisis semikonduktor tersebut. Beberapa
besaran yang bergantung pada lebar celah pita energi adalah mobilitas pembawa
muatan dalam semikonduktor, kerapatan pembawa muatan, sepktrum absorpsi, dan
spektrum luminisensi. Ketika digunakan untuk menggunakan divais miktoelektrik,
lebar celah pita energi menentukan tegangan cut
off persambungan semikonduktor, arus yang mengalir dalam divais,
kebergantungan arus pada suhu dan sebagainya [1]. Umumnya perangkat atau alat
yang digunakan untuk mengukur energi celah pita diantaranya adalah UV-Vis
Diffuse Reflectance Spectrocopy atau UV-Vis DRS.
Abdullah dan Khoirurrijal [1], metode
DRS didasarkan pada pengkuran intensitas UV-Vis yang direfleksikan oleh sampel.
Dasar pemikiran metode tersebut cukup sederhana yakni jika material disinari
dengan gelombang elektromagnetik maka foton akan diserap oleh elektron dalam
material. Widyandari dan Budiman [2], ketika cahaya mengenai suatu bahan maka
sebagian akan diserap, dipantulkan dan ditansmisikan. Pada dasarnya terdapat tiga
proses interaksi antara foto dengan elektron dlam bahan yakni absorpsi, emisi
spontan dan emisi terimbas. Energi tiap foto atau sinar dapat dituliskan
sebagai berikut [1-2]
Fenomena eksitasi
elektron dari keadaan dasar menuju keadaan transisi dapat ditunjukkan pada
Gambar 2. Ketika semikonduktor disinari maka foton diserap kemudian terbentuk
pasangan elektron-hole (a), apabila
keadaan yang terjadi adalah hv = Eg. Namun,
ketika hv > Eg maka pasangan
elektron-hole terbentuk dan kelebihan
energi yang tidak digunakan (hv = Eg)
diubah dalam bentuk panas (b). Proses (a) dan (b) ini disebut sebagai transisi
intrinsik (band to band transition). Saat hv < Eg maka foton akan diserap, jika terdapat keadaan energi
dalam celah terlarang akibat dari adanya cacat, terjadi transisi ekstrinsik
(c). Proses adsorbsi foton menyebabkan transisi elektron dari pita valensi ke
pita konduksi dengan energi foton harus sama atau lebih besar dari energi gap-nya, dengan frekuensi v, sebagai berikut:
frekuensi vo=Eg/h
berkaitan dengan tepi absorpsi (absorpstion edge) [2].
Gambar 2. Transisi dasar dari semikonduktor [2]
|
Spektrum UV−Vis yang dihasilkan oleh sampel semikonduktor memberikan
korelasi antara sisi absorpsi fundamental dan energi foton yang dibutuhkan
untuk mengeksitasi elektron-elektron dari pita valensi ke level energi yang
lebih tinggi yaitu pita konduksi [3]. Hubungan antara energi foton sinar
pengeksitasi dan energi celah pita (band gap energy, Eg)
diberikan oleh persamaan Tauc [4-5]:
dimana ao adalah koefisien absorpsi
linier; hv adalah energi foton
yang datang; A adalah parameter lebar sisi; dan Eg adalah energi celah pita
optis. Koefisien absorpsi pada sisi energi yang lebih tinggi dapat digunakan
untuk memperoleh energi celah pita optis Eg dengan mengekstrapolasi (aohv)n yang telah diplot
sebagai suatu garis lurus terhadap perpotongan dengan sumbu hv axis [(aohv)n
= 0]. Nilai n dapat diasumsikan bergantung pada sifat alamiah
transisi elektronik yang bertanggung jawab untuk absorpsi. Nilai n
setara ½ dan 2 masing-masing untuk celah pita tidak langsung (indirect)
dan langsung (direct) [3].
Daftar Pustaka
1. M. Abdullah
dan Khairurrijal, 2009, Jurnal Nanosains
& Nanoteknologi, 2(1): 1-9.
2. H.
Widyandari dan M. Budiman, 2004, Berkala
Fisika, 7(1): 28-34.
3.
A.H. Yuwono, A.H., D.D Neswara, A. Ferdiansyah, A. Rahman, 2011, Jurnal Material dan Energi Indonesia,
1(3): 127-140.
4.
J. Tauc, R. Grigorovici dan A. Vancu, 1966, Phys.Stat.Sol., 15: 627-637.
Leave a Comment