5 Tips Mudah Mendapatkan Beasiswa Luar Negeri Tanpa Syarat English Proficiency (TOEFL dan IELTS)
Mendapatkan beasiswa merupakan harapan besar dari sekian banyak mahasiswa yang ingin melanjutkan kuliahnya ke jenjang yang lebih tinggi bahkan memimpikan bisa mengenyam bangku pendidikan di luar negeri. Namun, mungkin kebanyakan diantara kita masih memiliki keterbatasan dalam proses seleksi administrasi. Ya, salah satunya persyaratan kemampuan bahasa inggris seperti TOEFL atau IELTS. TOEFL atau IELTS merupakan hal yang wajib bagi mahasiswa Indonesia jik ingin melanjutkan studi ke luar negeri. Banyak diantara kita yang belum memiliki sertifikat kemampuan bahasa karena untuk melakukan ujian ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Ditambah lagi, untuk mendapatkan nilai yang sesuai dibutuhkan lebih dari satu kali percobaan. Namun, jangan berkecil hati kawan karena jalan menuju Mekkah pun ada lebih dari 1000 jalan. Begitu pula jalan merealisasikan impianmu melanjutkan studi ke luar negeri tentunya akan ada lebih banyak lagi, percayalah. Dalam tulisan kali ini setidaknya saya pernah mencicipi salah satunya hingga berhasil lolos dalam seleksi meskipun harus ditunda karena alasan tertentu. Tapi yang jelas teman-teman pembaca bisa mencoba tips dan trik mudah mendapatkan beasiswa luar negeri tanpa syarat english proficiency dalam tulisan saya ini, semoga berhasil!
Pertama, jangan malas mencari info jika kamu menginginkan studi ke luar negeri tanpa kemampuan atau sertifikat bahasa inggris. Pengalaman saya, ada beberapa jalur untuk bisa mendapatkan beasiswa tanpa menyertakan kemampuan bahasa dan pastinya butuh usaha lebih untuk mencari dan menemukan info tersebut dari sekain banyak informasi beasiswa yang ada. Salah satunya melalui jalur Professor. Proses jalur seleksi ini akan dilakukan langsung oleh seorang Professor atau asisten kepercayaannya. Proses yang dilalui cukup panjang mulai dari seleksi administrasi, mengerjakan tugas, hingga interview. Umumnya, beasiswa jalur ini merupakan beasiswa yang dikombinasikan dengan “research project” sehingga calon mahasiswa yang terpilih berada dibawah tanggung jawab langsung Professor dengan mengerjakan riset sesuai dengan bidang yang degeluti Professor. Atau kamu harus peka terhadap setiap informasi yang beredar di universitas karena bisa jadi Professor akan mengunjungi kampusmu untuk melakukan walk in interview secara langsung. Lainnya, kamu bisa menjadi mahasiswa di kampus luar negeri tanpa menyertakan kemampuan bahasa Inggris dengan mengikuti beasiswa Igancy Lukasiewicz scholarship yang diselenggarakan oleh pemerintah Polandia. Saat saya mendaftar Igancy Lukasiewicz scholarship pada tahun 2016, pendaftar tidak diwajibkan melampirkan kemampuan bahasa. Namun, info yang saya dapat akhir-akhir ini jika beasiswa ini memiliki peraturan yang berubah-ubah termasuk kuota yang tersedia setiap tahunnya. Jadi tetap terhubung dengan senior penerima beasiswa dengan bergabung di grup Igancy Lukasiewicz scholarship melalui facebook. Prosedur pendaftaran beasiswa ini terbilang cukup mudah karena hanya mengirimkan berkas ke kedutaan Polandia. Namun, tentunya hal ini menyiratkan proses seleksi yang semakin ketat dan pelamar yang banyak dari seluruh pelosok negeri dengan kuota yang terbatas tentunya.
Kedua, bagi kamu yang sedang menjadi mahasiswa atau sedang melakukan tugas akhir jangan sungkan untuk berinteraksi dengan dosen pembimbingmu lebih intens khususnya soal kuliah di luar negeri. Kamu harus bersyukur jika mempunyai dosen yang pernah mencicipi kuliah di luar negeri. Ini menjadi kesempatan kamu untuk mendapatkan calon Professor hanya bermodalkan dosen pembimbingmu sebagai jembatan komunikasi. Lagi-lagi kamu harus pandai-pandai dalam merebut hati dosen pembimbingmu agar mau memberikan rekomendasi terbaik dan mengenalkanmu kepada Professornya.
Ketiga, jangan malas untuk menulis publikasi ilmiah apalagi kamu seorang mahasiswa sains. Hemat saya, minimal kamu bisa mempublikasikan riset tugas akhirmu (TA) di simposium atau konferensi internasional sehingga kamu sudah dianggap berkontribusi dalam perkembangan bidangmu. Tentunya, melakukan riset TA hingga mempublikasikan sebuah karya bukanlah hal mudah. Bisa jadi kamu melakukannya dari pagi hingga pagi lagi dan sampai-sampai menginap di laboratorium hanya untuk mempublikasikan karya TA-mu. Tenang dan jangan khawatir, karena usaha yang dilakukan akan sebanding dengan realisasi impian terbesarmu. Saya pun demikian, diamanahkan berkali-kali oleh dosen pembimbing untuk mengerjakan proyek sehingga menginap di laboratorium yang sepi menjadi makanan sehari-hari, namun semua terbayar ketika bisa mempublikasikan riset di kancah internasional. Sabar dan tetap berusaha kuncinya. Pada tips ketiga ini saya sangat merasakan betul manfaatnya berbarengan dengan tips pertama. Seringkali seorang Professor akan sangat mempertimbangkan calon mahasiswanya melalui background research-nya selama menjadi mahasiwa S-1. Lebih beruntung lagi dan tentunya menjadi nilai plus buat kamu yang pernah merasakan magang riset di luar negeri atau researcher exchange. Researcher exchange akan membuka peluang bagimu untuk menarik hati Professor sehinga menetapakan pilihannya padamu.
Keempat, buat prestasimu selagi kamu jadi mahasiswa. Yups, tak ayal presetasimu di kampus menjadi pendukung sekaligus memperkuat profilmu sebagai mahasiswa yang punya kontribusi di bidang non-riset. Selain publkasi ilmiah di bidang riset, prestasi baik di bidang akademik atau non-akademik menjadi PR buatmu yang patut diperhatikan selagi kamu menjadi mahasiswa. Tips ini memang tidak menjadi patokan baku namun seringkali akan menjadi nilai plus bagimu ketika kamu bisa mengoptimalkan bakatmu di kampus. Artinya, kamu harus memanfaatkan momen-momen berhargamu dengan kegiatan produktif dan prestasi yang membuat harum nama kampusmu.
Kelima dan yang terakhir, saya rasa ini sangat penting. Buat rencana sedini mungkin. Jika kamu mengabaikan tips kelima ini maka saya dapat memastikan harapan dan impianmu tidak akan terealisasikan sesuai rencana. Ada pepatah umum yang terkenal mengatakan bahwa “Tidak merencanakan sesuatu sama halnya dengan merencakan kegagalan”. Jika usahamu tidak mau gagal apalagi berhenti di tengah jalan, maka tuliskan keinginanmu dan buatlah tahapan rencanamu sedini mungkin. Hal ini pun pernah saya lakukan ketika menjadi mahasiswa tingkat 1. Tak tanggung-tanggung lambang kampus universitas yang saya inginkan, saya cetak dalam kertas A4 dengan ukuran besar dan saya tempel di tembok kamar kos. Hal ini bisa jadi mood booster untuk mengingatkan kembali apa yang menjadi impian besarmu kelak.
Sebenarnya, jika kita mau berusaha lebih keras lagi, tidak ada jalan yang tidak bisa kita lewati. Jadi persiapkanlah dirimu, tuliskan dan realisasikan impian besarmu mulai dari sekarang.
Leave a Comment