Ulasan Jurnal Pembuatan Carbon Black Berbasis Nanoserbuk Tempurung Biji Karet Menggunakan High Energy Milling
Pemaparan Masalah:
Tanaman karet (Hevea
Brasiliensis) merupakan tanaman perkebunan yang bernilai ekonomis tinggi,
namun pada kenyataannya masyarakat Indonesia khususnya di Provinsi Sumatera
Selatan belum memanfaatkan biji karet secara optimal. Hal ini karena produk
utama tanaman karet adalah getahnya sehingga biji karet hanya terbuang percuma.
Pemaparan Solusi:
Pengembangan yang ada saat ini hanya sebatas pada
pembuatan biodiesel. Selain itu, tempurung biji karet sangat berpotensi dalam
pembuatan carbon black untuk aplikasi
briket. Carbon black adalah suatu
serbuk yang sangat halus dengan luas permukaan sangat besar dan terdiri hanya
dari atom karbon. Carbon black adalah
unsur karbon yang diproduksi dengan pembakaran parsial atau pirolisis
terkontrol dari hidrokarbon. Pembuatan carbon
black dapat dilakukan melalui beberapa proses yang dikembangkan yakni oil-furnace, lampblack, thermal black,
acetylene black, dan chanel black.
Carbon black dalam
penelitian ini disintesis melalui proses karbonisasi yakni proses pembakaran yang
mengubah suatu material menjadi karbon. Karbon kemudian dihaluskan dan diayak
dengan ayakan 100 mesh. Karbon kemudian direndam dengan H3PO4
7% selama 24 jam dan dikeringkan pada suhu 100oC. Karbon aktif
kemudian dihaluskan kembali menggunakan metode HEM (High Energy Milling) dengan waktu optimasi 1, 2 dan 3 jam. Carbon black yang dihasilkan kemudian
dikarakterisasi kadar air, abu, zat menguap, dan karbon terikatnya.
Pemaparan Hasil:
Karbon aktif dari tempurung biji karet dengan aktivator H3PO4
7% selama 24 jam telah memenuhi standar SNI 06-3730-1995 yang ditunjukkan pada
Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Karakterisasi karbon aktif dari tempurung biji
karet
Sifat fisis serbuk tempurung biji karet diuji menggunakan
X-ray diffractometer (XRD) yang
ditunjukkan pada Gambar 1. Hasil XRD menunjukkan bahwa waktu optimasi 1 jam
memperlihatkan pola difaksi yang paling dominan dibandingkan dengan waktu
optimasi HEM lainnya. Waktu optimasi 2 dan 3 jam mengalami penurunan pola
difraksi sinar X yang ditunjukkan pada Gambar 1 (b) dan (c).
Gambar 1. Pola difraksi sinar X pada waktu HEM 1
(a), 2 (b), dan 3 (c) jam.
Pengembangan atau pengujian
penelitian selanjutnya pada carbon black dari
tempurung biji karet dapat dilakukan sebagai adsorben terhadap limbah cair
melalui variasi pengujian variabel seperti suhu, ukuran karbon, lama
perendaman, jenis aktivator, dan kosentrasi senyawa aktivator.
Identitas
Jurnal:
D. Ramayana, I. Royani, dan F.S.
Arsyad (2017). Pembuatan Carbon Black
Berbasis Nanoserbuk Tempurung Biji Karet Menggunakan High Energy Milling, Jurnal
MIPA, 40(1): 28-32.
Leave a Comment