Review Singkat Struktur Morfologi Silver Orthophosphate (Ag3PO4): Bagian 2


Selain amoniak sebagai agen pengkhelat atau pengompleks beberapa prekursor lain juga digunakan sebagai agen untuk membentuk struktur morfologi yang diinginkan diantaranya glisin. Grup riset Teng [1] membentuk struktur myriapod dengan memevariasikan kadar glisin terhadap atom Ag (perak). Dalam sistem kompleks, Ag(I)-glisin (Ag(I)=Ag terkhelat oleh glisin) menunjukkan konstanta kestabilan  sebesar 7.76 x 106 [2] dan adanya sebuah kesetimbangan dinamik diantara ion dan kompleks.  Pada rasio glisin/ Ag(I) 1:1, Ag(I) bebas akan secara cepat bergabung dengan ion PO42- membentuk Ag3PO4. Dalam sistem, molekul glisin juga menyediakan sebuah halang rintangan sebagian sehingga mampu menurunkan reaksi tumbukan Ag(I) dengan PO42-. Dalam hal ini, konsentrasi Ag(I) dalam larutan meningkat dan mencegah ionisasi ion Ag  dari kompleks Ag(I). Kemudian, laju pelepasan ion Ag turun menyebabkan laju difusi ion Ag(I) yang lambat. Pada rasio glisin/ Ag(I) 1:1 yang besar, glisin akan beragabung dengan Ag(I) menghasilkan proses re-kristalisasi dibawah kondisi hidrotermal. Karena disebabkan perubahan  laju pelepasan, konsentrasi Ag(I) disekeliling PO42- tentunya berbeda dimana konsnetrasi gradien diharapkan menjadi nyata dalam sistem. Pada rasio yang semakin tinggi ini pula menunjukkan laju difusi dan pelepasan dari ion Ag(I)  akan bertambah lambat dan semakin lambat kemudian gradien konsentrasi disekeliling kristal akan menjadi kecil dan semakin kecil. Proses pengkhelatan pada kontrol morfologi juga dilakukan oleh grup riset Liu dan timnya [3] dengan menggunakan IP6 atau inositol hexakisphosphate membentuk kristal struktur nanokristal Ag3PO4. IP6 dalam riset ini karena sifatnya yang cenderung untuk membentuk atau berinteraksi dengan ion logam bermuatan positif atau protein [19] (dalam hal ini seperti ion logam Ag) membentuk misel yang digunakan sekaligus sebagai template untuk mengontrol bentuk nanopratikel perak sesuai dengan mekansime yang ditunjukkan pada Gambar 2. Bentuk morfologi yang dihasilkan cukup homogen baik dalam bentuk dan ukuran partikelnya (~45 nm) yang berstruktur bundar. Tidah hanya IP6 sebagai pengompleks namun juga berperan sebagai template dalam proses sintesis Ag3PO4. Lainnya,  grup riset Li dan timnya [4] memanfaatkan polikarbonat (PC) membentuk struktur Ag3PO4 nanorod (batang berukuran nano). Variasi pori PC memberikan pengaruh yang signifikan dalam pembentukan diameter Ag3PO4. Seperti halnya dengan ukuran pori PC sebesar 0,2 µm, menghasilkan kondisi yang seragam dan homogen dengan rata-rata diameter sebesar 275 nm. Pembentukan nanorod dapat disebebkan oleh pertemuan antara Ag+ dan PO42- dimasing-masing sisi dari PC dan terendapkan secara langsung membentuk nanorod. Sintesis penggunaan template PC atau lainnya menjadi alternatif yang cukup baik untuk membentuk struktur morfologi yang diinginkan melalui pengubahan pengaturan kondisi sistem.

Gambar 1. Struktur myriapod (glisin:Ag 4:1) [1] (a), kampak [5] (b), bundar [3] (c,d) dan nanorod pada pori PC 0,2 µm (e) [4] Ag3PO4.

Lain halnya dengan sistem pengkhelatan, grup riset Sulaeman dan timnya [5] sintesis dengan kontrol morfologi dengan metode yang sangat sederhana yakni persentase variasi etanol membentuk struktur Ag3PO4 tetrahedron hingga struktur mirip kampak dengan sisi-sisi berbentuk lengkung pada sisi-sisi struktur jenis tetrahedron. Dalam riset ini menunjukkan bahwa peningkata yang semakin drastis kada etanol dalam sistem akan meningkatkan jumlah struktur berbentuk kampak (Gambar 1(b)). 
Gambar 2. Skema ilustrasi pembentukan Ag3PO4 dengan kehadiran misel IP6 [3].


Daftar Pustaka          
1.      L. Wang, N. Li, Q. Zhang, S. Lou, Y. Zhao, M. Chwn dan F. Teng, 2014, CrystEngComm, 16: 9326-9330.
2.      J. A. Dean, Lange’s handbook of chemistry, 13th edn, 1985.
3.      Y. Liu, J. Wang, H. Lu, M. Li, P. Chen, dan L. Fang, 2014, Catalysis Communication, 55: 65-69.
4.      X. Z. Li, K. L. Wu, C. Dong, S. H. Xia, Y. Ye dan X. W. Wei, 2014, Materials Letters, 130:97-100.

5.      U. Sulaeman, F. Febiyanto, S. Yin, dan T. Sato, 2016, Catalysis, 85: 22-25.

No comments

Powered by Blogger.