Ulasan Jurnal Stages In the Catalyst-Free InP Nanowire Growth on Silicon (100) by Metal Organic Chemical Vapor Deposition
Pemaparan Masalah:
Secara umum,
penggunaan metode High Pressure High
Temperature atau HPHT merupakan metode yang telah banyak digunakan dan
sering diteliti hingga saat ini. Seiring dengan penggunaan metode HPTP,
penggunaan katalis dan pelarut cukup sentral teramati dalam sintesis diamond.
Namun, kelemahan yang ada saat ini adalah penggunaan katalis non-logam
memberikan kualitas yang rendah dibandingkan dengan katalis berbasis logam
dengan perolehan kemurnian dan kualitas yang lebih tinggi. Sayangnya,
penelitian ini belum dilakukan secara intensif terkait pengaruh berat katalis
dalam proses pertumbuhan diamond.
Pemaparan Solusi:
Pemfokusan arah
riset dalam penggunaan aloy berbasis logam Ni (nikel) yang diamati efek
beratnya (2.0 mm; 2.4 mm; dan 2.8 mm) dalam proses pertumbuhan kristal diamond.
Kemudian untuk mendapatkan data yang akurat, penggunaan Finite Element Method (FEM) dilakukan untuk mengetahui detail
sektor temperatur dan perbedaan berat katalis
untuk menyelidiki efek pada morfologi dan kesempurnaan diamond. Dalam
keadaan Temperature Gradient Growth (TGG)-HPHT,
FEM diharapkan dapat mengaktualisasikan 2 hal yakni: (1) simulasi lelehan kristal dan temperatur pelarut saat proses
pertumbuhan kristal berlangsung dan (2)
menjelaskan mekansime pertumbuhan kristal diamond.
Pemaparan Hasil:
Penggunaan
katalis aloy-Ni memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap perubahan morfologi biji/benih (seed) diamond. Penggunaan katalis 2.0 mm
menunjukkan bentuk kristal oktahedral dengan dominasi muka kristal [111].
Sedangkan lainnya (katalis 2.4 mm dan 2.8 mm), membentuk cub-octahedral dengan dominasi muka kristal [100] dan [111]. Dalam
penelitian inipun, pengaruh temperatur-tekanan sistem (TGG-HPHT) dapat teramati
dengan jelas pada setiap perubahan morfologi dari kubik hingga oktahedral.
Gambar 1. Fase diagram P-T kristalisasi diamond dan grafit
Berdasarkan Gambar 1, menunjukkan bahwa kenaikan tekanan mengakibatkan
pelebaran secara signifikan (red-circle)
dalam sistem pelarut-logam (pelarut jenis logam) dan karbon-katalis. Sedangkan,
perolehan data sintesis dalam penelitian berada pada daerah A (perolehan pengumpulan data pada tekanan
5.7 GPa).
Daerah A menjelaskan apabila temperatur tinggi, maka daerah
diamond bergeser ke arah kanan pada daerah berbentuk-V membentuk sebuah
struktur oktahedral. Sebaliknya, apabila temperatur rendah, bentuk cub-octahedral memungkinkan terjadi.
Disini pula dapat dilihat pada daerah A (blue-line), peran katalis sangat
signifikan dimana perubahan morfologi secara signifikan terjadi yakni dengan
merubah suhu sintesis sekitar daerah pertumbuhan kristal diamond yang hanya
berada pada rentang temperatur yang sempit (~30°C).
Gambar 2. Distribusi
temperatur pada berbagai penambahan berat katalis (E: kontak dengan sumber
karbon; O kontak dengan kristal benih/biji). (a) 2.0 mm, (b) 2.4 mm dan (c) 2.8
mm.
Berdasarkan
analisis FEM pada Gambar 2, dapat terlihat bahwa temperatur pada bagian dasar
(E; kontak dengan sumber karbon) dari katalis menurun dengan kenaikan berat
katalis. Hal ini pun dapat diliat pada Gambar 3 yang menunjukkan daerah E tidak
mengalami perubahan temperatur secara signifikan yakni konstan di sekitar suhu
1298°C-1288°C. Sedangkan pada daerah O, perubahan dapat terlihat jelas
seiring dengan kenaikan berat katalis.
Hasil ini mengungkapkan bawah temperatur pada pusat daerah
pertumbuhan menurun dengan kenaikan
berat katalis dimana baik untuk mengubah morfologi diamond secara signifikan.
Gambar 3. Perbandingan
temperatur pada daerah O dan E pada berbagai berat katalis.
Leave a Comment