Sistem Z-scheme heterojunction pada material fotokatalis
Fotokatalis merupakan salah satu material semikonduktor yang memanfaatkan
cahaya baik pada daerah UV hingga tampak untuk berlangsungnya proses eksitasi
elektron dari keadaan energi rendah (ground state) ke level atau
tingkatan energi yang lebih tinggi (excited state). Penggunaan material
ini telah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan di sekitar kita.
Misalnya, diterapkan dalam sistem model swa-bersih (self-cleaning), anti
bakteri, anti mikroorganisme, anti polutan, anti kabur, fotoreduksi logam dan
lain sebagainya. Saat ini saya sedang meneliti tentang material fotokatalis
berbasis perak yakni material fotokatalis perak ortofosfat atau Ag3PO4.
Dibandingkan dengan material fotokatalis lainnya, fotokatalis ini memiliki
sifat yang mampu aktif pada daerah cahaya tampak dan kemampuan aktivitas
katalisis yang tinggi terhadap berbagai jenis polutan seperti pewarna, polutan
organik maupun anorganik. Namun, kelemahan yang ada dalam material ini adalah proses
rekombinasi yang masif seringkali membatasi aktivitas fotokatalitiknya.
Beberapa laporan penelitian yang telah dilakukan mengupayakan
agar fotokatalis Ag3PO4 tidak hanya mampu menunjukkan performa
aktivitas fotokatalitik yang baik untuk mendegradasi berbagai polutan namun
juga stabil dalam proses penggunaan kembali atau perlakuan re-usability-nya
pada daerah cahaya tampak. Hal ini penting mengingat material fotokatalis dapat
diterapkan dalam kondisi sistem uji yang begitu kompleks suatu saat nanti sehingga
efisiensi penggunaan suatu material fotokatalis menjadi salah satu pertimbangan
para peniliti yang sangat penting. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan daya re-usability-nya sekaligus performa katalitiknya
adalah melalui kombinasi Ag3PO4 dengan material
fotokatalis lain membentuk sistem Z-scheme heterojunction. Sistem Z-scheme
heterojunction merupakan salah satu kajian dalam fotokatalis yang telah
banyak menarik perhatian para peneliti dan diuji hingga sekarang.
Jiali dan grup risetnya [1], mengungkapkan bahwa dibandingkan
dengan fotokatalis dengan sistem tradisional (type-II heterojunction
photocatalyst), sistem Z-scheme heterojunction menunjukkan kapasitas
redoks yang lebih tinggi dengan pemisahan muatan pembawa (charge carrier)
yang lebih baik. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas, pada sistem Z-scheme
heterojunction suatu elektron yang tereksitasi akibat induksi cahaya akan
berpindah dari pita valensi (valence band or VB) ke pita konduksi (conduction
band or CV) suatu material fotokatalis A. Elektron yang berada pada pita
konduksi material fotokatalis A akan ditransfer ke pita valensi dari material
fotokatalis B. Secara sederhana, elektron akan terakumulasi di pita valensi B
dan hole (spesis positif) akan terakumulasi di pita valensi A. Melalui
mekanisme ini, efisiensi pemisahan elektron pada fotokatalis A menjadi lebih
baik dan proses rekombinasi diantara elektron (e-) dan hole (h+)
dapat diminimalisir.
Daftar Pustaka
1. Xiaochun et al., 2019, Journal of
Alloys and Compounds, 799: 113-123.
Leave a Comment