Struktur Morfologi Silver Orthophosphate (Ag3PO4) Bagian 1
Fotokatalis atau semikonduktor silver orthophosphate atau Ag3PO4
menjadi salah satu jenis fotokatalis yang cukup banyak diteliti dan
penelitiannya cukup berkembang pesat saat ini sejak 7 tahun lalu ditemukan [1].
Hal ini karena tidak hanya metode atau teknik fabrikasinya yang cukup mudah layaknya
metode ko-presipitasi namun juga semikonduktor Ag3PO4 memiliki
kemampuan yang dapat diandalkan bahkan unggul dalam hal foto-oksidasinya yang
tinggi, rentang serapan pada sinar tampak yang cukup besar dan daya aktivitas
fotokatalitik yang tinggi pada berbagai jenis sampel pewarna bahkan senyawa
organik dan anorganik.
Struktur morfologi tak beraturan atau irregular structure berukuran kecil bergabung membentuk bulky partikel umumnya sering ditemukan
dalam proses sintesis kebanyakan [1-4]. Ge [2] dengan metode sintesis yang
cukup sederhana yakni dengan mencampurkan prekursor Ag3PO4 dengan
Na2HPO4 menghasilkan material katalis yang aktif pada sinar
tampak (energi celah pita ~2,24 eV) dan daya fotokatalitik yang ditunjukkan
pada aktivitas fotodegradasi rhodamin B lebih baik dibandingkan dengan metilen
orange.
Gambar 1. Morfologi Ag3PO4 dan
mekanisme fotokatalitik [1].
Starting material atau prekursor dan zat aditif dalam
proses sintesis menjadi salah satu kunci penting dalam membentuk morforlogi
semikonduktor Ag3PO4. Zheng [5] menyintesis 3 jenis
struktur morfologi yang berbeda tetrahendral, rombik dodekahedral, dan kubik
dengan berbagai prekursor yang berbeda. Tetrahedral disintesis melalui percampuran
antara AgNO3 dengan H3PO4 dalam pelarut
etanol. Rombik dodekahedral dilakukan melalui percampuran antara AgNO3 dalam
akuades dan Na2HPO4, sedangkan struktur kubik dilakukan
dengan penambahan amonia encer kedalam larutan AgNO3 dan kemudian
selanjutnya ditambahkan larutan Na2HPO4 yang masing-masing
membentuk endapan kuning. Baik sintesis rombik dodekahedron dan kubik, Zheng
dan tim risetnya mengikuti metode sintesis pada penelitian sebelumnya [6].
Masing-masing struktur morfologi diuji dan menunjukkan struktur tetrahedral
memiliki aktvitas fotokatalitik yang lebih besar dibandingkan dengan struktur
lainnya (aktivitas rombik dodekahedron > kubik) pada semua sample uji
pewarna metilen biru dan orange serta rhodamin B yang disebabkan energi
pemukaan atau surface energy struktur
tetrahedral dengan struktur kristal [111] yang lebih besar dan memungkinkannya
dalam penurunan rekombinasi antara elektron dan hole. Qin dan tim risetnya [7], membandingkan rasio pelarut akuades
dengan etilen glikol (EG) pada temperatur kamar. Menariknya penambahan EG yang
kecil atau akuades diatas 50% menunjukkan struktur morfologi kubik dengan
ukuran antara 200 nm hingga 1 µm, dispersi partikel yang baik, serta menurunnya
fenomena agregasi. Meskipun semua sampel menunjukkan serapan yang baik pada
rentang panjang gelombang sinar tampak, namun celah pita semikonduktor
meningkat dengan semakin banyaknya penambahan etilen glikol yang mengakibatkan
aktivitas fotokatalitik pada pewarna rhodamin B yang menurun secara teratur dibandingkan
dengan sampel berasio H2O:EG 90:0; 80:10 dan 60:30. Meningkatnya
energi celah pita menurut Qin dapat disebabkan oleh penurunan ukuran partikel
dari 1 µm ke 0,2 µm. Bagaimanapun juga penambahan
EG mampu mengubah ukuran partikel hingga skala nano meskipun tanpa disertai aktivitas
fotokatalitik yang baik (ditemukan pada sampel rasion H2O:EG 0:90;
20:70 dan 40:50).
Yang dan tim risetnya pun [8] menunjukkan teknik fabrikasi
deposisi-presipitasi dengan pembentukan struktur partikel kubik yang cukup baik
hanya dengan menggabungkan antara penambahan pelarut amonia yang dikombinasikan
dengan variasi pengadukan dimana pengadukan 10 menit menunjukkan penampakan
ukuran partikel yang seragam dengan komposisi struktur kubik dan bundar tak
beraturan. Pengadukan selama 20 menit, didominasi dengan struktur kubik
berukuran lebih besar dan bundar tak beraturan yang lebih banyak, sedangkan
pengadukan 20 menit hingga 30 menit menunjukkan partikel berbentuk segi tiga
dan partikel kecil tak beraturan. Tentunya dalam penelitian ini struktur kubik
memiliki kemampuan aktivitas yang lebih baik dibandingkan dengan struktruk irregular atau tak beraturan baik pada
pewarna rhodamin B atau bahkan pada metilen biru dan orange. Penambahan amoniak
sebagai zat aditif telah banyak dilakukan guna membentuk struktur kubik yang
lebih baik dengan mekanisme ikatan kompleks Ag dengan gugus nitogen dari amonia
dengan struktur kompleks [Ag(NH3)2]+ [6,9-10].
Gambar 2. Ilustrasi proses pembentukan Ag3PO4
kubik dan partikel dari prekursor yang berbeda [10].
Daftar Pustaka
1.
Z. Yi, J. Ye, N. Kikugawa, T. Kako, S. Ouyang, H.S. Wiliams, H.
Yang, J. Cao, W. Luo, Z. Li, Y. Liu, dan R.L. Withers, 2010, Nature Materials, 9: 559-564.
2.
M. Ge, 2014, Chinese Journal of Catalys, 35,
pp. 1410-1417.
3.
S. Li, F. Teng, M. Chen, N.
Li, X. Hua, K. Wang dan M. Li, 2014, Chemical
Physics Letters, 601: 59-62.
4.
X. Li, K.L. Wu, C. Dong,
S.H. Xia, Y. Ye, dan X.W. Wei, 2014, Materials
Letters, 130: 97-100.
5. B. Zheng, X.
Wang, C. Liu, K. Tan, Z. Xie, dan L. Zheng, 2013, Journal of Materials Chemistry, 1: 12635.
6. Y. P. Bi, S.
X. Ouyang, N. Umezawa, J. Y. Cao dan J. Ye, 2012, J.Am.Chem. Soc, 133: 6490.
7. X. Guo, C. Chen, S. Yin, L. Huang dan W. Qin,
2015, Journal of Alloys and Compounds,
619: 293-297.
8. X. Yan, Q.
Gao, J. Qin, X. Yang, Y. Li dan H. Tang, 2013, Ceramics International, 39: 9715-9720.
9. Y. P. Bi, H. Hu, S. Ouyang, G. Lu, J. Cao, dan J. Ye,
2012, ChemComm, 48: 3748-3750.
10. Z. M. Yang,
Y.Y Liu, L. Xu, G.F. Huang, dan W. Q. Huang, 2014, Materials Letters, 133: 139-142.
Leave a Comment