Menginspirasikah sosok JK? Ulasan Buku Inspirasi JK
Buku Inspirasi JK ini ditulis oleh Husain Abdullah. Secara singkat, beliau adalah salah satu tokoh yang turut serta dalam pendirian CELEBES TV di Makasar. Selain itu, beliau merupakan pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Hasanudin dengan mengambil konsentrasi mata kuliah Konflik dan Perdamaian serta Diplomasi. Buku Inspirasi JK ini diterbitkan oleh Noura Books (PT Mizan Publika) pada tahun 2013 dengan jumlah halaman buku kurang lebih sekitar 249 halaman.
Jika kita mendengar sebutan JK sebelum era kepemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, kurang lebih 12 tahun yang lalu maka akan sangat kurang nyaring terdengar penyebutannya dibandingkan ketika beliau JK disandingkan sebagai wakil mendampingi SBY dalam kancah perpolitikan RI-1. Lebih-lebih sekarang beliau kembali diamanahkan sebagai “tangan kanan” Presiden Jokowi Dodo yang dikenal dengan Kabinet Kerjanya. Iya beliau adalah Bapak Jusuf Kalla atau sering kita menyingkatnya dengan JK saja.
Menginspirasikah sosok JK? kalimat tanya yang sengaja saya sematkan sebagai judul pengantar dalam ulasan buku kali ini merupakan rasa penasaran apa dan bagaimana sosok JK di mata penulis Husain Abdulai terhadap buah pemikiran JK terhadap problematika yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia selama ini. Banyak kisah dalam buku ini menggambarkan jalan pemikiran JK dan pastinya tidak pernah terpikirkan oleh orang pada umumnya. Pemikiran yang menyeluruh kadang terkesan “melawan arus” dan simple mengalir dalam setiap lantunan kata hingga kalimat dalam buku ini. Beberapa diantaranya adalah saat wacana perlukah ibu kota RI dipindahkan? Isu ini lagi-lagi mencuat dan cukup santer terdengar beritanya baik pada berita elektronik atau cetak. Ketika wacana ini kembali muncul mengenai rencana pemindahan Ibu Kota RI ke salah satu daerah di Kalimantan, lantas menjadi perbincangan yang hangat tidak hanya warganet (warga internet) namun juga para tokoh ahli menyampaikan pendapatnya terhadap isu wacana yang digulirkan saat itu. Apalagi erat kaitannya dengan pembangunan daerah dan tentunya kemacetan ibu kota yang semakin padat hingga saat ini.
Lalu bagaimana pandangan JK pada masanya terhadap aksi pemindahan Ibu Kota RI?
Sekilas terpikirkan dalam benak, mengapa pemindahan ibu kota RI terlihat seakan-akan sia-sia di mata JK? Inspirasi JK dalam buku ini menuliskan, konfliknya muncul, jika dibayangkan berapa rumah yang harus dibangun untuk menampung semua pegawai yang pindah kesana. Belum lagi kalau mereka pindah kesana, tetapi rumahnya tetap di Jakarta, sama saja kan? Jadi, sebenarnya memindahkan ibu kota sama dengan memindahkan kemacetan, kalau tidak dibarengi dengan perbaikan sistem infrastruktur transportasi. JK dalam hal ini tidak hanya diam dan melemparkan keresahan yang ada pada dirinya namun langsung tanggap dengan menelurkan usulan. Usulan yang dikemukakan oleh JK dalam menangani problem ini berupa pembenahan sistem koordinasi antara pemerintah daerah dan DKI Jakarta serta pembangunan infrastruktur transportasi yang baik yakni melalui MRT dan busway. Misalnya saja JK menuturkan, pengadaan penambahan armada busway sebanyak 25 kali lipat dan harus ada tiap menit! Penumpang akan pindah memilih busway, jika busway ada tiap menit. Bisa dibayangkan bukan bagaimana ide beliau, tiap menit! Catet.
Lainnya, ketika JK berkunjung ke Papua bertemu langsung dengan Gubernur Papua, Bernabas Suebu. Celetuk beliau saat tatap muka:
Mungkin ada banyak tanda tanya di pikiran kita, “Langkah apa yang ditempuh untuk menghubungkan antara kebutuhan dengan kerja keras?”. Beliau JK dalam buku ini bukan asal “jeplak”, namun pemikiran JK ini merupakan buah inspirasi dari orang Bugis. Iya suku Bugis. Apa yang mendasari JK mengambil inspirasi dari orang Bugis? Tidak lain dan tidak bukan, beliau JK sangat memahami bagaimana karakteristik orang Bugis. Menurut beliau, orang Bugis adalah bangsa perantau. Dimanapun di belahan Nusantara ini, akan selalu menemui orang Bugis. Apa menariknya? Menariknya, bagi sebagian orang Bugis menjadi saudagar adalah pilihan profesi utamanya. Tentunya segala kemajuan yang dialami adalah buah dari kerja kerasnya. Contoh nyatanya, orang Bugis jika sudah dewasa mereka akan mulai berfikir untuk menikah. Masalahnya, pernikahan di Bugis tidaklah murah alias mahal. Ditambah setelah menikah, berfikir untuk memiliki rumah dan memikirkan kebutuhan seterusnya. Dari sini kelihatan bukan? Kalau orang Bugis memilki etos kerja keras; inspirasi JK dari orang Bugis. Ditutup perbincangan ini, untuk meningkatkan ekonomi orang Papua, JK mengatakan ubahlah kultur orang Papua menjadi orang yang berkebutuhan tetapi JANGAN KONSUMTIF, tegasnya. Dengan begitu, mereka akan jadi pekerja keras agar dapat memenuhi kebutuhan mereka. Pikir saya, man jadda wa jada, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkannya, bukan?
Lain waktu, JK dengan BLT. BLT? Iya Bantuan Langsung Tunai atau BLT merupakan salah satu program yang dicanangkan pada saat JK memimpin RI. Tak tanggung-tanggung, JK dengan tegas program ini telah dicontek oleh Taiwan, Meksiko bahkan Amerika melalui sistem . Tak sedikit yang mengakatan BLT merupakan menghambur-hamburkan uang, ide yang tak logis, dan tidak akan mencapai tepat sasaran. Lalu mengapa bantuan ini populer hingga dicontek oleh beberapa negara?. JK pada saat itu, mengemukakan BLT merupakan cara yang efektif kaitannya dengan kenaikan BBM tanpa menimbulkan masalah di tingkat bawah. Masalah ini pun ditambah perumusan teknis yang panjang dengan waktu yang semakin mepet. Sempat Bank Dunia mendatangi Indonesia dan mengelurakn ide-ide dan saran serta menminta agar menunggu hingga 1 tahun lamanya. JK langsung tegas menghujamkan kata-kata:
Pikir JK, dengan adanya kenaikan BBM, daya beli masyarakat akan menurun terlebih kalangan masyarakat bawah. Jadi, menurut JK kita harus memberikan uang tunai yang sumber dananya diambil dari pembelian BBM, dari orang yang mampu atau subsidi silang namanya. Jika BLT ini tidak dilakukan, kenakan BBM bisa berdampak kericuhan. Buktinya, program ini sangat efektif!
Dari kasus di atas, Inspirasi JK dalam buku ini agaknya sebagian orang bahkan saya sendiri cukup menyangsikan jalan ide pemikiran JK yang berbeda dengan orang kebanyakan. Pemikiran yang dituangkan begitu sederhana namun kaya strategi. Namun dari itu semua, yang menjadi poin pentingnya adalah menjadi berbeda dengan ide dan gagasan matang disertai latar belakang yang mumpuni tidaklah salah menjadikan JK, tokoh yang banyak memberikan sumbangsih berarti bagi wajah Indonesia hingga saat ini.
Daftar Pustaka
1. H. Abdullah, 2013, Inspirasi JK, Noura Books PT Mizan Publika.
Leave a Comment