Sejarah Kimia Bagian 1: Asal Muasal Kimia?

bahasa Mesir kuno yakni kemi atau Kimia, sejarah kimia, kemia atau keimeia, teori atom, mahasiswa kimia, penelitian, student, history of chemistry,

Siapa yang tidak mengenal kimia sebagai salah satu cabang bidang sains ini. Iya kimia merupakan salah satu cabang sains yang telah lama dikenal dan diajarkan ke seluruh jenjang pendidikan. Dari ilmu ini, lahir beberapa kompetensi yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang diantaranya bidang farmasi, perminyakan, biologi, geologi, pertanian bahkan hampir seluruh aspek kehidupan tak satu pun yang tak terjangkau oleh si kimia. Bagaimana hebat bukan kimia? Tapi tahukan asal muasal kimia ini? Sehingga tak jarang jika sebagian orang menyebut kimia merupakan ratu-nya ilmu pengetahuan.

Secara umum kimia adalah cabang dari ilmu fisik yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat dan perubahan yang terjadi pada materi. Topik ini  melebar pada pembahasan seperti sifat-sifat atom, ikatan atom, molekul hingga senyawa dengan spesifikasi ikatan tertentu, interaksi zat-zat melalui gaya-gaya tertentu baik intra mapun inter-molekul, dan interaksi zat melalui reaksi-reaksi kimia sehingga menghasilkan produk reaksi yang beraneka macam jenisnya. Kimia berasal dari kata alkimia yakni sebuatan untuk aktivitas atau praktik pada masa silam yang meliputi unsur-unsur kimia, metalurgi, filsafat, astrologi, ilmu mistik dan ilmu pengobatan. Alkimia didefinisikan oleh alkemis (sebutan untuk pelaku aktivitas kimia) Yunani-Mesir awal abad ke-4, Zosimos. Zosimos mendefinisikan alkimia sebagai ilmu yang mempelajari tentang komposisi air, pergerakan, tumbuhan, mewujud, menghilang, mengeluarkan roh dari raga dan mengikat roh di dalam raga. Sebenarnya alkimia merupakan kata yang diambil dari bahasa Arab yang diturunkan dari kata Yunani yakni kemia atau keimeia yang bermakna “dituang bersama-sama (ke dalam cetakan)”. Atau juga bisa diturukan dalam bahasa Mesir kuno yakni kemi atau Kimia [1].

Alkimia mulai menyebar melalui berbagai penjuru mulai dari bagian timur tengah hingga ke belahan daratan eropa. Saat itu, alkimia sangat dipengaruhi oleh pemikiran ilmuwan-ilmuwan Yunani yang memposultatkan bahwa materi dapat berubah-ubah menjadi material lain yang lebih sempurna. Selama 1500 tahun, alkimia tradisional mempelajari tentang materi dan perubahannya. Mereka mencari berbagai cara untuk merubah material yang tidak berharga seperti tembaga menjadi sesuatu yang bernilai seperti emas (transmutasi logam). Hal ini yang menyebabkan pada ahli alkimia melukis objek-objek tembaga dengan lapisan emas untuk menipu para pengikutnya [2].

Ilmu kimia secara sejarah merupakan pengembangan ilmu baru tetapi berakar pada alkimia yang telah berabad-abad lamanya di seluruh dunia. Merujuk pada bahasa, ilmuwan yang fokus mempelajari kimia disebut sebagai kimiawan. Akar ilmu kimia ini dapat dilacak hingga pengamatan terhadap fenomena pembakaran. Hal ini karena api sejak dahulu dinilai sebagai kekuatan mistik yang mampu mengubah suatu zat menjadi zat lain dan hal ini menjadi pehatian umat manusia. Seperti yang kita ketahui penggunaan api masih mendominasi hingga saat ini di berbagai sektor kehidupan. Karena api jugalah sebagai kunci bagi manusia mengenal besi dan gelas yakni melalui proses peleburan dan pembakaran pada suhu tinggi [2-3]. Dari mempelajari ilmu kimia ini, kita akan banyak mengenal temuan-temuan yang dihasilkan diantaranya proses kimia pemisahan senyawa seperti destilasi, perkolasi, ekstraksi atau teknik sintesis senyawa yang beraneka macam metodenya. Hingga teknologi terbaru saat ini yakni rekayasa struktur partikel berukuran nano tak terlepas dari peran serta ilmu kimia juga.

Daftar Pustaka
1.       Wikipedia [daring: https://id.wikipedia.org].
2.       P. Hoppyarani, 2012, Perkembangan Sejarah Kimia [daring: http://putrihoppyarani.blog.ugm.ac.id].

3.       A. Rosaria, 2016, Menganalisis Kimia dari Zaman ke Zaman [daring: https://sites.google.com/a/unila.ac.id/anadia-rosaria].

No comments

Powered by Blogger.